Pengaruh Media Sosial dan Teknologi Informasi dalam Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial

Zaman sekarang, kita hidup di era di mana teknologi dan media sosial sudah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Mau tidak mau, cara kita berkomunikasi juga ikut berubah.

Dalam konteks komunikasi pembangunan dan perubahan sosial, media sosial dan teknologi informasi memainkan peran besar dalam mempercepat penyebaran informasi, membangun kesadaran, dan mendorong partisipasi masyarakat.


Bagaimana Media Sosial dan Teknologi Membantu Proses Pembangunan?


Dulu, komunikasi pembangunan banyak mengandalkan media konvensional seperti radio, televisi, atau surat kabar. Sekarang, cukup dengan smartphone, kita bisa mengakses berita pembangunan, ikut kampanye sosial, bahkan terlibat langsung dalam proyek-proyek perubahan sosial.


Menurut Manuel Castells, seorang sosiolog terkenal dalam bukunya The Rise of the Network Society (1996),


"The new media are not just tools for communication; they are the spaces where social relationships are formed and maintained."

Artinya, media sosial bukan hanya alat untuk menyebarkan pesan, tapi sudah menjadi ruang di mana hubungan sosial dibangun dan perubahan dimulai.


Pengaruh Positif Media Sosial dan Teknologi Informasi dalam Pembangunan


Penyebaran Informasi Lebih Cepat dan Luas

Media sosial seperti Facebook, Instagram, dan TikTok memungkinkan pesan pembangunan disebarkan dalam hitungan detik ke seluruh dunia.


Meningkatkan Partisipasi Masyarakat

Orang-orang kini bisa dengan mudah ikut kampanye lingkungan, program edukasi, atau gerakan sosial hanya lewat ponsel mereka.


Menguatkan Suara Komunitas Kecil

Komunitas yang dulu tidak terdengar kini bisa menunjukkan aspirasi mereka lewat media sosial.

Menurut jurnal New Media and Society (2010) oleh danah boyd,


"Social media platforms amplify marginalized voices and provide new opportunities for collective action."


Mendorong Inovasi Sosial

Banyak aplikasi dan platform digital diciptakan untuk membantu masalah sosial, seperti aplikasi pelaporan bencana, platform donasi online, atau kampanye kesehatan masyarakat.


Tantangan Penggunaan Media Sosial dalam Komunikasi Pembangunan


Namun, tidak semua pengaruh media sosial bersifat positif. Ada juga tantangannya, seperti:


Penyebaran Hoaks dan Misinformasi

Informasi palsu bisa menyebar lebih cepat dibandingkan informasi benar, yang justru bisa menghambat proses pembangunan.


Kesenjangan Akses Teknologi

Tidak semua masyarakat punya akses internet yang memadai. Ini membuat sebagian kelompok tetap terpinggirkan dalam arus perubahan.


Ketergantungan dan Distraksi

Alih-alih fokus membangun komunitas, kadang media sosial justru membuat masyarakat lebih konsumtif dan pasif.


Contoh Nyata


Saat pandemi COVID-19, media sosial dan teknologi informasi digunakan untuk menyebarkan informasi tentang protokol kesehatan, program vaksinasi, hingga bantuan sosial. Kampanye #StayAtHome di berbagai platform berhasil mengubah perilaku jutaan orang dalam waktu cepat.


Media sosial dan teknologi informasi telah membawa perubahan besar dalam dunia komunikasi pembangunan.

Kalau digunakan dengan bijak, keduanya bisa menjadi alat luar biasa untuk mempercepat perubahan sosial, memperkuat suara rakyat, dan mempercepat proses pembangunan.


Seperti kata Clay Shirky dalam bukunya Here Comes Everybody (2008),


"The power of organizing without organizations has become a defining feature of our time."


Artinya, lewat media sosial, masyarakat kini bisa berkumpul, bergerak, dan berkontribusi untuk pembangunan tanpa harus menunggu lembaga besar yang memulai.

Karena itu, penting bagi kita untuk terus memanfaatkan teknologi ini dengan cerdas untuk perubahan sosial yang lebih baik.

Nama: Riko Yulianto NIM: 233500040003 Universitas Mpu Tantular Jakarta Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial Dosen Pengampu: Serepina Tiur Maida, S.Sos.,M.Pd., M.I.Kom

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari Kritik

Kesan Simulasi Public Speaking: Kegiatan Yang Harus di Lakukan Secara Rutin

Pentingnya Kesadaran Terhadap Kejahatan Daring dan Komunikasi di Era Digital: Refleksi dari Dua Podcast