Peran Komunikasi dalam Mendorong Perubahan Sosial di Daerah Tertinggal

Di balik pembangunan fisik seperti jalan, jembatan, dan gedung sekolah, ada satu hal yang sering luput dari perhatian: komunikasi. Padahal, tanpa komunikasi yang baik, pembangunan bisa saja gagal atau bahkan ditolak oleh masyarakat itu sendiri.

Inilah kenapa dalam dunia pembangunan, dikenal istilah komunikasi pembangunan. Lebih dari sekadar menyampaikan pesan, komunikasi pembangunan bertujuan menciptakan perubahan sosial yang positif dan berkelanjutan.

Apa itu Komunikasi Pembangunan?

Komunikasi pembangunan adalah proses penyampaian informasi yang bertujuan mengedukasi, mengajak, dan mendorong masyarakat untuk ikut serta dalam pembangunan. Komunikasi ini tidak bersifat satu arah dari pemerintah ke masyarakat, tapi seharusnya dialog dua arah—dengan menghargai budaya lokal, kebutuhan, dan aspirasi warga.

Mengapa Komunikasi Itu Penting untuk Perubahan Sosial?

Bayangkan ada proyek pemerintah yang ingin membangun jembatan di desa terpencil. Tanpa komunikasi yang tepat, warga bisa saja menolak karena takut kehilangan lahan atau tidak tahu manfaat jembatan itu. Tapi dengan komunikasi yang baik, warga bisa diajak berdialog, diberikan pemahaman, bahkan dilibatkan dalam proses pembangunan.

Dengan komunikasi, pembangunan menjadi milik bersama—bukan hanya proyek dari “atas”.

Contoh Nyata: Program Kesehatan di Daerah Pedalaman

Salah satu contoh konkret adalah program penyuluhan gizi dan imunisasi di daerah-daerah terpencil Indonesia. Banyak dari masyarakat yang awalnya menolak imunisasi karena takut atau termakan hoaks. Namun, dengan pendekatan komunikasi yang tepat—melalui tokoh adat, bahasa lokal, dan dialog santai—perlahan masyarakat mulai memahami dan mau ikut serta.

Inilah bukti bahwa perubahan sosial tidak bisa dipaksakan, tapi perlu dibangun lewat komunikasi yang menghargai manusia sebagai subjek, bukan objek.

Strategi Komunikasi yang Efektif dalam Membangun Perubahan Sosial

  1. Gunakan bahasa lokal
    Bahasa adalah jembatan hati. Menyampaikan pesan dengan bahasa yang mereka pahami akan membuka ruang diskusi dan kepercayaan.

  2. Libatkan tokoh masyarakat
    Dalam banyak komunitas, tokoh adat atau tokoh agama punya pengaruh besar. Libatkan mereka sebagai penyambung pesan agar masyarakat lebih terbuka.

  3. Media lokal dan kreatif
    Gunakan media radio lokal, pertunjukan seni, atau bahkan obrolan di warung kopi sebagai sarana komunikasi yang tidak kaku dan lebih membumi.

  4. Jangan monolog, tapi dialog
    Dengarkan juga aspirasi dan kekhawatiran masyarakat. Komunikasi yang baik selalu berjalan dua arah.

Tantangan yang Dihadapi

Tentu saja, komunikasi pembangunan tidak selalu mudah. Ada hambatan seperti perbedaan budaya, rendahnya literasi, atau ketidakpercayaan pada pemerintah. Tapi justru inilah tantangannya: bagaimana menjadikan komunikasi sebagai jembatan, bukan tembok pemisah.

Komunikasi Bukan Tambahan, Tapi Kunci

Dalam pembangunan, komunikasi bukan hanya pelengkap. Ia adalah kunci utama agar pembangunan benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat dan membawa perubahan sosial yang nyata.

Sebagai mahasiswa atau pelaku komunikasi, kita punya peran besar untuk menjembatani ide-ide besar pembangunan dengan realitas masyarakat. Lewat komunikasi yang empatik, partisipatif, dan terbuka—kita bisa menjadi bagian dari perubahan.

Nama: Riko Yulianto NIM: 233500040003 Universitas Mpu Tantular Jakarta Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial Dosen Pengampu: Serepina Tiur Maida, S.Sos.,M.Pd., M.I.Kom

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar dari Kritik

Kesan Simulasi Public Speaking: Kegiatan Yang Harus di Lakukan Secara Rutin

Pentingnya Kesadaran Terhadap Kejahatan Daring dan Komunikasi di Era Digital: Refleksi dari Dua Podcast